Selamat datang di blog Paroki Salib Suci Purwakarta

Jumat, 09 Oktober 2015

Touring Bersama Umat Paroki Salib Suci Purwakarta



Touring adalah perjalanan menuju suatu tempat yang dilakukan  oleh umat Paroki Salib Suci Purwakarta dengan menggunakan sepeda motor, dan berjalan secara bersama-sama dengan tujuan kota Garut, tepatnya di Pusat Pastoral dan Pelatihan Pondok Tempayan Keuskupan Bandung.

Sekitar 30 orang yang terdiri dari umat Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah Purwakarta dan umat Paroki Salib Suci dengan 22 kendaraan bermotor. Dalam touring tersebut, kami merasakan semangat, sukacita, persaudaraan, hobi maupun kesukaan dan komunikasi dalam komunitas. Perjalanan kurang lebih 300 kilometer pulang pergi dengan kecepatan rata-rata 50-80 kilometer/jam kurang lebih 4 jam perjalanan sampai kota Garut. Aktivitas kami yang kami jalani selama touring adalah saling bertukar informasi, saling menyalurkan hobi yang sama, dan banyak lagi.

Touring tersebut, tidak hanya sekedar touring saja, dalam suatu komunitas, kami melakukan kegiatan melihat keindahan kota Garut dari puncak Bukit Drajat. Kami juga dalam touring secara tertib lalu lintas, memenuhi standar keamanan atau safety riding, serta mematuhi peraturan yang ada. Hal tersebut tidak lain agar pengendara dalam bertouring aman, nyaman serta benar.

Dalam touring kami saling menumbuh kembangkan nilai-nilai kristiani agar meresap bagaikan garam, mengubah bagaikan ragi, dan menyinari bagai terang ke berbagai bidang kehidupan. Serta memiliki kerinduan untuk mencari, mewujudkan, membangun jati diri bermartabat, mengembangkan segala bakat dan talenta yang dianugerahkan Tuhan.

Adapun panitia yang terlibat dari kegiatan touring Paroki Salib Suci Purwakarta antara lain: R.D. Paulinus Widjaja, Stefanus Ipan Trio, Dony, Eko Karyono, Stefanus.

Dengan adanya acara touring diharapkan semangat persaudaraan dan keterlibatan dalam kehidupan menggereja semakin sarasa sasukma. Keterlibatan yang harus kokoh dan mantap dalam melayani dan mendukung satu dengan yang lain sebagai satu tubuh tetapi banyak anggota. 
"Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus" (1 Korintus 12:12). 

(Yohanes Baptista Sutarno)





Senin, 13 Juli 2015

Doa Novena Kepada Hati Kudus Yesus

(Novena ini dilakukan setiap hari 9X, berturut-turut pada jam yang sama)

Membuat tanda salib (Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin)
  
Ya Yesus, Engkau berkata:
"Mintalah maka akan diberkan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat; ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu." Dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci aku memanggil Engkau, aku mencari dan memohon kepada-Mu untuk mendengarkan permohonanku ini.

(Sebutkan karunia yang anda minta)

Ya Yesus, Engkau berkata:
"Apa saya yang kau minta kepada Bapa-Ku dengan nama-Ku. Dia akan memberikannya kepadamu."
Aku memohon dengan rendah hati dan penuh kepercayaan dari Bapa Surgawi dalam nama-Mu, dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci, untuk mengabulkan permohonanku ini.

(Sebutkan permohonan anda)

Ya Yesus, Engkau berkata:
"Langit dan bumi akan musnah, tetapi Sabda-Ku tidak akan musnah." Dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci, aku percaya bahwa permohonanku akan dikabulkan

(Sebutkan permohonan anda)

Yesusku, Tuhan jiwaku, Engkau berjanji bahwa Hati Kudus-Mu akan menjadi laut kerahiman bagi orang-orang yang berharap pada-Mu, aku sungguh percaya bahwa Engkau akan mengabulkan apa yang aku minta, walaupun itu memerlukan mukjizat. Pada siapa aku akan mengetuk kalau bukan pada hati-Mu.
Terberkatilah mereka yang berharap pada-Mu. Ya Yesus, aku mempersembahkan kepada Hati-Mu
(penyakit ini, jiwa ini, permohonan ini). Pandanglah dan buatlah apa yang hati-Mu kehendaki.

Ya Yesus, aku berharap pada-Mu dan percaya, kepada-Mu aku mempersembahkan diriku, di dalam Engkau aku merasa aman.

(1x Bapa Kami ... Salam Maria ... Kemuliaan ...)

Hati Kudus Yesus, aku berharap pada-Mu
(Ulangi 10x dengan penuh semangat)

Ya Yesus yang baik, Engkau berkata:
"Jika engkau hendak menyenangkan Daku, percayalah kepada-Ku.
Jika engkau hendak lebih menyenangkan Daku, berharaplah pada-Ku selalu."
Padamu Tuhan, aku berharap, agar aku tidak binasa selamanya.
Amin.

Doa Kepada Hati Kudus Yesus

Ya Tuhan, aku berdoa, agar di rumahku ada damai, ketenangan dan kesejahteraan di dalam naungan-Mu. Berkatilah dan lindungilah usahaku, pekerjaanku, segala keingiananku dan semua yang Kauserahkan kepadaku. Usirlah nafsu dari dalam hatiku, rencana palsu dan pikiran jahat. Tuangkanlah di dalam hatiku, cinta kepada sesama dan anugerahkanlah kepadaku semangat penyerahan yang teguh, teristimewa pada saat kemalangan, agar supaya aku bangun dari kebimbangan.

Ya Tuhan, bimbinglah dan lindungilah hidupku dari bahaya-bahaya dan ketidaktentuan dunia. Jangan lupa, ya Yesusku, orang-orang yang kukasihi, baik yang masih hidiup maupun yang sudah meninggal, yang menyebabkan kesedihan kami. Tetapi kami dihibur oleh ketaatan mereka waktu mereka masih hidup, sehingga Engkau tidak menyerahkan mereka kepada maut. Kasihanilah mereka Tuhan, dan bawalah mereka kepada kemuliaan surgawi. Amin.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.



Rabu, 08 April 2015

Misa Malam Paskah 2015 Di Paroki Salib Suci Purwakarta




Ribuan umat Katolik merayakan Malam Paskah di Paroki Salib Suci Purwakarta sebagai rangkaian tiga Hari Suci sebelum Paskah pada Minggu (5/3). Misa dibagi dua yaitu sore dan malam. Puncak kepadatan umat terjadi sore karena dihadiri lebih dari 600 orang atau melebihi kapasitas, kalau misa malam ini jumlah umat sudah berkurang. Rangkaian Perayaan Paskah di ketuai oleh bapak Donatus Herry Riqwanto.

Pada misa Malam Paskah dipimpin oleh Romo Mikael Adi Siswanto. Misa diawali dengan ritus cahaya, bacaan sabda dan injil dilanjutkan mengulangi janji baptisKemudian penerimaan Sakramen Mahakudus. Diakhiri dengan berkat meriah Paskah.

Pada Paskah 2015, Paroki Salib Suci Purwakarta mengambil tema "Tiada Syukur Tanpa Peduli". Tema ini diangkat sebagai wujud Tahun Syukur. Tema tersebut mengundang umat untuk menjadi pribadi yang semakin berani berkontribusi terhadap kehidupan bersama.


Untuk lebih lengkapnya silahkan lihat foto-fotonya di sini. Photo Malam Paskah


Minggu, 15 Februari 2015

Surat Gembala Prapaskah 2015

BERSAMA UMAT TERLIBAT DALAM MASYARAKAT


Saudara-Saudari terkasih,
Kita akan memasuki masa Prapaskah yang dimulai pada hari Rabu Abu, 18 Februari 2015. Setiap tahun dahi kita ditandai salib dengan abu sebagai simbol hati dan budi yang mau bertobat dengan cara bermati-raga untuk mengolah diri dan beramal-bakti bagi sesama seraya mendekatkan diri pada Allah. 

Seruan yang menyertai tanda salib pada dahi adalah:

''Bertobatlah dan percayalah pada Injil!'' Bertobat berarti menyelaraskan hati dan budi kita dengan apa yang Allah kehendaki sehingga seluruh energi dan materi yang kita miliki dikembangkan dan dimanfaatkan demi kemuliaan Allah dan keselamatan manusia. Percaya pada Injil berarti meyakini dan mengamini warta Injil yang menyerukan ''Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat.'' (Mrk 1: 15) Seruan pertobatan dan ajakan untuk mewujud-nyatakan Kerajaan Allah bukanlah sekedar refren yang diulang-ulang, tetapi merupakan komitmen setiap murid Kristus. Mewujud-nyatakan Kerajaan Allah berarti menciptakan transfonliasi kehidupan, yaitu perubahan konkret entah di bidang material, sosial, mental maupun spiritual yang buahnya dirasakan baik secara personal maupun komunal.

Pertobatan kita ini perlu ditempatkan dalam konteks perubahan tersebut. Saat ini banyak orang mengalami masalah dengan berbagai kesusahan yang tak kunjung selesai. Kita menjumpai orang sulit, seakan tak akan pemah berubah. Kita bertemu orang sakit berkepanjangan, seolah tak akan sembuh. Kita melihat orang yang berkubang dalam kelemahan dan bergelimang dosa, sepertinya tak akan bertobat. Semua kesusahan, penyakit, dan dosa sesungguhnya dapat diatasi. Akan tetapi, sejauh manakah orang yang bermasalah (''sakit'') mau sembuh dan sungguh berusaha untuk sembuh. Banyak orang yang bermasalah hanya duduk diam tanpa asa dan menanti tanpa usaha seraya berteriak:

''Percuma! Saya tak mungkin sembuh!''

Dalam Injil hari ini, kita diingatkan bahwa awal dari perubahan positif adalah kemauan yang didukung oleh iman. Pertama, orang yang sakit kusta harus mempunyai keinginan untuk sembuh. Ia mencari siapa yang dapat menyembuhkannya sampai ia bertemu dengan Yesus. Kedua, ia percaya bahwa selain mempunyai kuasa penyembuhan, Yesus juga akan menerimanya. Orang tersebut harus memiliki pikiran positif dan harapan kuat. Ketiga, ia sungguh beriman bahwa Yesus adalah utusan Allah yang menjadikan segalanya baik. Ia yakin bahwa penyakitnya sekalipun menahun dapat disembuhkan. Keempat, ia terbuka dengan rendah hati; tak mau memaksakan kehendak diri apalagi mendikte Yesus. Ia berserah diri pada kehendak Tuhan. Maunya sembuh, tetapi Tuhan tahu yang terbaik. Maka, orang kusta itu datang kepada Yesus dengan terbuka penuh harapan: ''Tuhan, jika Engkau mau, Engkau dapat menyembuhkan aku.'' Melihat iman yang demikian besar itu, Yesus menjawab: ''Aku mau, jadilah sembuh!'' Kesembuhan terjadi karena si sakit mau pulih dan Tuhan menghendakinya. Iman seperti ini mengingatkan kita akan iman Maria yang berseru kepada malaikat: ''Sesungguhnya aku ini adalah hamba - Tuhan; jadilah padaku menurut perkataaan-Mu itu.'' Kepasrahan semacam ini menghantar kita pada doa Yesus di taman Getzemani: ''Janganlah seperti yang Kuhendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.'' Akhimya, semua ini membawa kita pada doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus sendiri: ''Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di dalam Surga.''

Perubahan positif, yaitu kepulihan dari segala ketidak-beresan sepantasnya merupakan bagian dari usaha tobat kita yang pada tahun ini mengambil tema ''Menjadi Manusia Ber-APP.'' Manusia ber-Aksi-Puasa-Pembangunan adalah pribadi yang hati dan budi serta energi dan materinya tertuju pada pembangunan umat dan masyarakat. Ungkapan tobat ditempatkan dalam upaya mengembangkan umat dan menyejahterakan masyarakat. Kita diundang untuk terlibat dalam kehidupan dan perjuangan masyarakat; bagaimana kita makin menyejahterakan orang-orang di sekitar kita. Keberhasilan pertobatan kita juga diukur dari sejauh manakah Gereja makin mengumat dan memasyarakat. 

Kita makin mengumat kalau hidup kita sehati dan sejiwa bertekun dalam hidup persaudaraan, pewartaan, perayaan (liturgi), dan pelayanan dengan semangat berkorban. Kita makin memasyarakat kalau kita menjadi bagian dari masyarakat dengan cara aktif terlibat dalam kegiatan dan kehidupan masyarakat. Semoga berkat kehadiran Gereja yang sehati-sejiwa, masyarakat sekitar mengalami perubahan positif: pangan, sandang, dan papannya makin baik; kehidupan mentalnya makin dewasa, sikapnya makin toleran dan solider; hidup keagamaannya makin takwa dan imannya makin teguh. 

Sri Paus Fransiskus menekankan mutlaknya dimensi sosial dari pewattaan Injil dan dimensi komunal dari hidup spiritual. ''Iman sejati -yang tak pemah nyaman atau sepenuhnya individual selalu melibatkan hasrat mendalam untuk mengubah dunia .... Seluruh umat Kristiani, termasuk para pastor mereka, dipanggil untuk menunjukkan kepedulian membangun dunia yang lebih baik'' (Evangelii Gaudium 183) Sri Paus menambahkan bahwa: ''Iman kita akan Yesus Kristus, yang menjadi miskin, dan selalu dekat dengan kaum miskin dan kaum tersingkir, adalah dasar kepedulian kita pada pengembangan seutuhnya para anggota masyarakat yang paling terabaikan.'' (186) Di situlah orang yang bertobat dan percaya pada Yesus Kristus ditantang untuk secara konkret peduli dan terlibat dalam pengembangan masyarakat.

Marilah kita menjadi manusia ber-APP dengan penuh sukacita, bukan hanya melalui pantang dan puasa material (makanan dan minuman), tetapi juga secara spiritual dengan bermatiraga untuk memperbaiki diri, berdoa untuk makin dekat dengan Yang Ilahi, dan beramal untuk mengabdi sesama terutama yang membutuhkan. Semoga pantang dan puasa kita merupakan usaha untuk sehati sejiwa bersama umat terlibat dalam masyarakat. Dengan demikian, laku tobat kita pada masa Prapaskah ini membawa perubahan positif; bukan hanya diri sendiri yang disentuh dan disembuhkan, tetapi juga sesama dijamah dan diutuhkan. ''Tuhan, kalau Engkau mau, Engkau dapat menyembuhkan aku! Jadikanlah aku manusia ber-APP!''


                   Bandung, 10 Februari 2015
                        Ut diligatis invicem

                                       TTD
                
             +Antonius Subianto Bunjamin OSC